Tuesday, July 19, 2005

Kehebohan Hebat

Seputar Pro dan Kontra "Sebulan Makan Siang dengan Buah"

Sejak dicanangkannya "Sebulan Makan Siang dengan Buah" seminggu yang lalu di desa adat kami, pembicaraan kala ronda ataupun PKK tidak jauh dari kontroversi pelaksanaannya. Berawal dari sekitar sebulan yang lalu setelah hasil PHI (Personal Health Index) dibagikan ke tiap warga desa, mulailah keresahan nasional bergaung di desa adat. Ibu2 dan bapak2 pun mulai mengunjingkan hasil PHI tersebut. Dan topiknya nggak jauh2 amat dari tema: "Kok kolestrol lo bisa turun, ngapain aja tuh?" atau "Aku dah gak makan ini… gak makan itu… tuetep aja kolestrol naek gila2an!". Puncaknya, minggu lalu dalam rapat desa, seorang mantri desa mempresentasikan metode diet rendah kalori, yang notabene telah diterbukti berhasil menurunkan kadar kolestrol darah dan asam urat dari salah satu pemangku adat, and the result is sang ketua adatpun mencanangkan "Sebulan Makan Siang dengan Buah". Nah, setelah melalui proses tawar menawar yang cukup alot (baca: pade kagak berani ngebantah.... jek), mulai minggu ke 28 jadilah kami makan siang hanya dengan buah hiks…hiks…. Metode dietnya: sehari boleh makan berat cuman sekali, yang lainnya makan buah.

Beberapa feedback pasar seputar pro dan kontra program "sebulan makan siang dengan buah" tersebut tak kalah serunya lho dibandingkan dengan konroversi Teten Masduki atas ‘pelegalan judi di Indonesia’…… Sebenarnya apa sih keuntungan dan kerugian program tersebut? Berikut pendapat dari warga desa adat kami:

Keuntungan (yang keabsahannya sah2 saja dipertanyakan hehehe) :

(a) Meningkatkan perekonomian desa (baca: konsumsi snack meningkat)

Dengan adanya program ini, diharapkan pendapatan koperasi desa meningkat paling tidak 30% perbulan. Diramalkan akan ada lonjakan pembelian segala jenis biskuit, kerupuk, pop mie, dan makanan kecil hehehe. Dan sang ketua koperasipun mengantisipasi kemungkinan shortage makanan kecil di toko kami (emang cuma BBM aja yang shortage) dengan menambah stock cover dari 2 minggu jadi 3 minggu *apa coba yah....?*. Kepala urusan "Lo Jual Aku Beli" pun berkomentar, "Mulai minggu ke 28, semua rfp (request for purchase) untuk pop mie dan segala makanan kecil, harus mendapatkan approval dari kepala adat, hal ini untuk mengontrol pengeluaran anggaran sundries kita". Sedangkan kepala urusan "Aku Pesenin Yang Lo Mau" tak kalah sengit berkomentar, "Dipesan-dipesan nasi bungkus lauk rendang dan gule kacang, murah meriah dijamin halal" hehehe maklum beliau orang padang (baca: padang = pandai dagang). Selain sektor makanan kecil dan nasi bungkus yang diramalkan akan meraih keuntungan, sektor jasa telekomunikasi juga akan terkena imbasnya. Fenomena tukar informasi melalui sms akan terjadi dipagi hari dengan pesan tetap "ditunggu meeting di soto pengkolan jam 07.00 tepat" oleh warga jojoker (baca: jomblo-jomblo kelaparan) sebagai sandi ajakan sarapan pagi di soto ayam madura, pengkolan gang IV desa adat. Tuh kan... gak cuma internal economic growth yang bakal growth, perkenomian sektor riil pun bakal kena imbasnya lho...... Hidup Soto! – nggak nyambung banget sih…. ;p

(b) Rapat2 desa jadi lebih efisien (baca: lebih cepet selesainya)

Karena perut keroncongan, tensi naik akibat lapar, dan snack rapat diubah menjadi "makanan sehat" maka dapat dipastikan semua meeting akan mengalami percepatan beberapa jam. Hal tersebut direkomendasikan untuk menghindari diskusi kualitas "kusir dokar" yang menghasilkan keputusan2 berdasar "lapar" hehehe. Selain itu, dihimbau untuk sebisa mungkin menggunakan media telephone dan email untuk menghindari kalimat2 kurang sedap disaat diskusi tatap muka. Dengan berkurangnya frekuensi dan time length rapat2 di desa adat ini, maka dapat dipastikan efisiensi kerja meningkat. Dan pengeluaran listrik akan berkurang – warga memilih untuk tidak berkerja terlalu lama di kantor desa untuk berbegas makan di rumah masing2... (sore ini aku dan beberapa teman memilih mampir di warung padang manapun yang terdekat dari kantor, bukan apa2 kami butuh big portion malam itu... quality number two deh!)

(c) Adanya penghematan di anggaran desa

Ini jelas, karena sekilo apel pastinya lebih murah dari pada sekilo daging, dan setandan pisang lebih murah dari sekilo ikan. Namun akan ada shifting pengeluaran dari "saving in lunch cost" ke "increase in snacking cost". Dan pengeluaran akan tambah untuk sarapan atau makan malam bagi anak2 kos2an (baca: kami biasa makan sekali sehari dan gratis pula! (baca: ditanggung desa gitu loh), makan siang di kantin desa adat hiks...). Otomatis dengan makan siang buah, pengeluaran untuk sarapan atau makan malam akan bertambah secara portion (ukuran makan, biasanya 1 piring jadi 2 piring hehe) maupun value... Namun yang pasti nggak bakal defisit sih, budget desa untuk 2005 karena pembelian obat penurun kolestrol dan asam urat bakal berkurang.

(d) More look great and feel great!

Sebulan lagi bakal ada pentas baju oleh warga desa adat kami, karena pastinya warga desa bakal tambah lansing, tambah cerah mukanya, dan tambah kuereen deh! Kalo si pemangku adat berhasil menurunkan berat badan sebanyak 3 kilo dalam 1 bulan, berarti berat badan aku bakal ideal duong...... hehehe. Nah kalo yang underweight bakal tambah ‘ringan’ nih.....! Nah kalo yang overweight bakal jadi normal. Dengan catatan tidak ada "tindakan balas dendam" di malam hari alias "ngamuk makan malam" hehehe

Kerugian (hm... nulisnya pake hati nggak yah?) – self explained alias nggak usah dijelasin panjang lebar yah…….

(a) Efek lemot (lemah otak) terutama diatas jam 2 siang

Terbukti disalah satu rapat desa banyak pertanyaan dijawab tidak sesuai dengan yang ditanyakan hehe. Juga meningkatnya pertanyaan "maaf saya kurang paham maksud Anda, mohon pertanyaannya diulang?". Meeting aku kemaren sempat diwarnai dengan fenomena-fenomena diatas hehe

(b) Server desa mengalami jamp!

Nah gimana nggak jamp lhaa wong dengan suddenly, hampir semua kaum jojoker di desa adat nge-junk mail. Subjectnya sih cukup menjanjikan "Meeting POR" tapi isinya itu loh... nggak nguatin hehehe

(c) Tensi tinggi saat suara2 lucu berdendang di stomach

Ada anekdot "Perut Bunyi, Emosi Beraksi" dan sedikit banyak akan ditemui di antero desa adat kami. Sebenarnya sih... ini bisa jadi ladang sabar lho. Sabar makan buah, sabar didamprat temen, sabar perut lapar, sabar dan sabar dan sabar..... ;)

(d) Boros biaya makan untuk jojoka (jomblo2 kelaparan)

Kita biasa makan sehari sekali dan gratis om……. Sekarang kudu beli biskuit dan pop mie pengganjal perut plus makan pagi atau makan malam hiks...


At the end, aku percaya program ini banyak manfaatnya kok... Siapa sih yang nggak pengen sehat dan tampil ‘prima’ cie…cie…. Health is priceless! Let us see in an other one month how’s the program run..... ;p

4 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Weh weh...dalem...btw kok commenting systemmu ilang meneh??

rudy s 'lalu

6:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

memang bijak klo hari gini kembali makan buah, seperti masa lalu.. ati2 aja, jangan sampe turun tensi, bisa2 klo malam jd buas, makanan apa aja diembat. good luck herbivora..herbivori..

7:07 AM  
Anonymous Anonymous said...

yaaah.. again.. n mlm ini doi mkn bihun goreng di leker jo. katanya buat bekal besok ga mkn.. aku jg lupa ngingetin. mau monas or pancoran?

7:12 AM  
Anonymous Anonymous said...

from this point of time...
i will learn to be more mature by speak only what its OK to be spoken
and accepted by others..

wuih.. should I be a different person of me just to align with this men battle field - factory

8:00 PM  

Post a Comment

<< Home