Thursday, July 07, 2005

Girl don't sweat for small stuff

I am not a superwoman, I am an ordinary and a special woman -why do we have to be a super ones when special is priceless-

Kata super sudah digunakan dari jaman ‘bejubut’ (baca: jaman babe gw masih SD) sampai dengan era milinium sekarang ini. Masih ingatkan sabun superbusa, mie instant supermie, department store superekonomi, games supersonic, serial superboy yang dilanjutkan ke superman (hanya saja serial superfather tidak pernah lolos sensor, makanya nggak pernah tayang hehehe), wafer dengan merk superwafer, supermarket, dan super-super lainnya. Super, sebuah kata yang menggambarkan kedigjayaan, kekuatan yang tak terkalahkan, si serba bisa, kebuah kata yang memberi makna superior terhadap objek yang mengikuti kata super tersebut. Dan akhir-akhir ini kita sering membaca kata "superwoman" dikoran-koran maupun majalah lifestyle. What is the real of superwoman? Apakah dia ini punya hubungan darah dengan superman? Ataukan dia ini musuhnya catwoman hehehe?
Terlahir sebagai wanita adalah sebuah anugerah dan juga tantangan yang tiada terkira nilainya yang membawa kenikmatan dan juga tantangan tersendiri. Jika kita tilik disekitar kita makin lama makin bermunculan wanita-wanita yang oleh beberapa tabloit dijuluki sebagai "the superwoman". Superwoman di tabloit tersebut digambarkan sebagai sosok wanita yang sukses dalam berkarir, sukses dalam study, dan sukses dalam mengelola keluarganya (what a perfect condition). Does she happy? How could all the aspects balance in this life? Is it real in life, hm… I do think this question is so valid to be asked?

Who doesn’t want to be "the superwoman"
Tak dapat dipungkiri, wanita mana di dunia ini yang tidak ingin mengenggam dunia ditangannya dalam waktu yang bersamaan baik itu single ataupun married. Jadi istri nomer satu, ibu nomer satu, bos nomer satu dikantor, lulus master degree, kalo bisa jadi ketua perkumpulan ini, promoter kegiatan di lingkungan rumah.. pokoknya the best in life deh. Sukses di professional life dan personnal life, menjadi sosok yang highflier di office dan juga great lover bagi sang arjuna. Menjadi ibu yang dihormati, istri yang sholehah, dan juga ketua dharma wanita yang sukses. Sekali lagi siapa sih yang nggak pengen? Akan sangat indah dan memuaskan jika kita bisa mendapatkan semuanya diwaktu yang bersamaan.

Namun kenyataannya akan amat sangat susah untuk bisa menjadi "the idol" dalam waktu yang bersamaan, teori "trade off" berlaku pasti dikasus ini. Ibarat sisi mata uang: kuat di satu sisi mata uang maka sisi yang lain kecil possibility nya sekuat sisi yang lain. Well, mungkin nggak sih semua itu kita miliki di waktu yang bersamaan? kaumku marilah manjadi sedikit lebih realistik. Don’t push ourselves too much, who doesn’t want to be the superwoman? Sometime we have to make a choice and priority in life.

Why we bother to be a super when being a special is priceless
Terlahir sebagai wanita yang menyadari keterbatasan saya dan kodrati saya, aku memilih untuk menjadi a special woman rather than a superwoman. Karena, menjadi special itu berarti kita meninggalkan sesuatu yang special dan insya’allah akan lebih memberi makna. Masih ingat teori mass production dan handmade production kan yah? Handmade product biasanya dijual di butik2 dan dihargai lebih mahal dari common product. Sedangkan ex mass production product lebih mudah didapat dan harganya lebih "membumi".

Menjadi spesialis artinya mendedikasikan end of mind (baca: tujuan hidup) kita untuk suatu hal di satu waktu. Dan ketika end of mind (baca: tujuan hidup) kita sudah tercapai, kita bisa bisa beralih ke tujuan yang lainnya lagi. Dengan kata lain simply focusing ourself to one objective, maximize our effort to achieve that and be happy with whatever the result. Insya’allah kita akan menjadi wanita yang spesial buat orang-orang disekitar kita. Jadilah spesialis dalam hidup atau ibaratnya menjadi produk hasil "homemade" terasa lebih berharga untuk orang-orang yang disekitar kita. Produk-produk ex mass production kan lebih mudah didapat dan lebih mudah dilupakan.Dan homemade product lebih bernilai dan susah dilupakan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home