Wednesday, August 03, 2005

Being Watched

Being Watched = Being Judged = Being Observed = Its Hurt!
Difficulties of being a person in the battle field

In one dizzy day, my first thing in the morning was seeking forgiveness from someone who being hurt by me without I realize it. This was my hardest morning ever within 3 months…
"Saya lihat kamu berubah dan tidak sama seperti dulu lagi, dulu kamu bla… bla… sekarang kamu sudah tidak sama lagi" Jujur aku sedikit muak dengan kata2 "kamu tidak seperti dulu lagi". Dengan kenyataan bahwa kurang dari 6 bulan, aku mendengar kata2 tersebut dari dua orang yang berbeda. Dan kenyataan bahwa kedua orang tersebut membuatku "jatuh" dari sebuah ekspektasi yang tinggi. Aku mengira kedua orang tersebut "empathy" terhadapku dan kenyataannya they were… ;-(

Am I changing that dramatically to the worst? Astagfirullah….. mengingatkan ku pada sebuah hadist "…. orang yang beruntung adalah orang yang hari kininya lebih baik dari hari kemarin" Jika aku berubah menjadi lebih buruk dari hari kemarinku, maka aku termasuk golongan yang dilaknat dunk… Astagfirullah…. Ya Allah SWT tunjukanlah jalan yang benar dan yang Kau ridhoi… selamatkan hambaMu ini dari keterpurukan.

Being Watched = Being Observed
Aku punya hobi yang sedikit ‘aneh’ yaitu mengamati cara berpakaian orang2 yang lalulalang di dekatku kal a nge-mall. Rasanya asyik aja liat mbak2 cantik dengan baju2 yang menarik mencoba menarik hati mas2 disekitarnya ;-) Dan aku baru menyadari bahwa menjadi mbak2 itu ternyata nggak nyaman banget..
Gimana mau nyaman jika setiap gerak-geriknya diamati, setiap jengkal dirinya di’telanjangi’, dan yang lebih parah dirinya dikomentari oleh seseorang yang tidak kenal dirinya.

It’s happening to me… what an ironic fact!

Tanpa disadari setiap gerak-gerik dan perkataanku diperhatikan, dicatat, dan dibahas oleh petinggi2 di desa adatku sejak kecelakaan mobilku 5 bulan yang lalu. Layaknya peserta AFI yang memang setiap kegiatannya direkam oleh Indosiar, begitu juga diriku. Sungguh tidak nyaman dan menyakitkan menjadi objek yang diawasi, diamati, dan di-judged. Why? That’s my question, however the biggest question would be: what’s going wrong with me?

I was hiding my hurt = being "norak"
Setelah dipikir2 dengan kepala yang tuetep ajah pusing tujuh keliling, what change me? Kalo ditilik2 memang beberapa bulan ini aku ‘sedikit norak’ dalam artian mencoba menjadi sunshine yang ‘sok kuat’ dan sok ‘I am cool man…!’ dan tampaknya hal ini membuatku tidak lagi bisa menjaga perkataanku (my out spoken turn became off spoken). Kedewasaan seseorang dinilai dari perkataannya, dan aku harus akui aku telah menjadi tidak dewasa beberapa masa yang lalu. Aku mencoba menyembunyikan sakit hatiku dan ketidak ikhlasanku (silly reasons at the end) atas sesuatu yang tidak seharusnya aku pertanyakan….

Be Mature my dear…….
Well, akhirnya kembali pada kesimpulan bahwa aku harus menata kembali perilaku dan perkataanku. Menata hidupku kembali untuk bisa menerima dan memaafkan diriku sendiri. Sudah saatnya sunshine belajar berkata saat diperlukan (I am too talkative and impulsive) dan mengatakan kebenaran dengan cara yang benar. Seperti nasihat my lovely papi: bener iku durung mesti pener (yang benar itu belum tentu betul-red)!

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Bener Rin..aku juga lagi ga suka publisitas...(dulu ga Rudy banget)..capek jadi center of attention ( he he narsis)...tp perlu keberanian untuk jadi orang 'biasa'..krn kita harus meninggalkan previlege yg telah biasa melekat..

rudy

3:37 AM  
Blogger ISTRI LUCU said...

well menjadi orang yang spesial (kuekeh...heheh) itu nggak gampang yah rud...
apalagi kalo dah terbiasa menjadi 'artis'.. ;p

9:18 PM  

Post a Comment

<< Home