Wednesday, January 25, 2006

Maaf....

Maafkan aku, aku memilihNya

Beberapa hari ini sunshine mencoba untuk menyelami kata 'tersakiti', 'menyakiti', dan 'maaf'.

Sekumpulan burung terbang melintasi merahnya senja...
Seekor burung muda terbang sedikit jauh dari kumpulan itu...
Terlihat dia terbang semakin jauh dan menuju ke arah yang berlawan dengan kumpulannya.
Rautnya cemas.. sedih.. dan tetes air matanya..
jatuh membasahi semesta... menghapuskan dahaga pohon2 rindang dibumi.

Burung itu terbang menuju kerajaan cahaya..
Konon disana dosa manusia dapat diampuni, konon semua orang disana berwajah indah...
Ada cahaya yang menyinari wajah penduduknya..
Konon... hanya ada satu cinta yang agung di sana..
Konon... semua rakyat sungguh tunduk pada Sang Raja..
Konon... ada duka dan arimata di negeri itu... smua orang saling menghargai

Saat burung itu samapi pada pintu gerbang kerajaan, dua PM (Pengawal Militer)
dengan garang bertanya? "Kamu siapa? Ada maksud apa?"
Burung muda itu tetunduk dan menjawab dengan pelan,
"Aku hanya seorang rakyat yang pernah tersesat dan aku bermaksud memohon maaf pada Sang Raja". Tak puas dengan jawaban si burung, kembali pengawal bertanya
"Kamu penuh dengan dosa... kotor... dan kamu tidak setia dengan kelompokmu,
kamu tinggalkan mereka begitu saja..."
Tangis sang burung muda pecah, "Aku tidak meninggalkan mereka...
Aku meminta ijin untuk pergi... Aku sudah merenung dan aku memilih
untuk pergi dari kumpulan itu wahai pengawal.." tak puas dengan jawaban sang burung pengawal itu mengusirnya dengan kasar...

Dengan sedih sang burung terbang menjauh di kejauhan dilihatnya kumpulannya datang menjemput.. Dan dia tak ingin kembali ke mereka, maka dia sembunyi.
Dua hari kemudian sang burung kembali mendatangi pengawal penjaga pintu gerbang
"Wahai tuan pengawal yang berhati mulia... ijinkan aku berbicara dengan Sang Raja, sebentar saja... sungguh aku ini memohon maaf atas kesalahanku yang dulu2. Sungguh ingin aku kembali padaNya..." Pengawal hanya menggeleng kepala dengan garangnya....!

Tiba2 terdengar suara yang sangat berwibawa... "Wahai burung muda, apa gerangan yang membuatmu sungguh ingin bertemu denganku?" dengan terbata sang burung berkata "Aku sudah berbuat banyak dosa dan sungguh aku ingin memohon ampunan dari Sang Raja."
Kembali terdengar suara "Tapi kau tinggalkan kumpulanmu dan sekarang mereka merasa kehilangan engkau.."
Dengan terisak sang burung berkata " Sungguh tak mudah bagiku untuk memutuskan pergi dari mereka, sungguh mereka yang telah mendewasakan aku, mereka telah membuatkan menjadi sedemikian pandai dan tampan... Namun aku merasa hampa dengan mereka, sungguh banyak dosa kulakukan dengan mereka dan aku takut dengan siksaNya suara bijak..."
"Wahai burung muda, sungguh Sang Raja dalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
dia pasti menerima taubatmu, asalkan kau bersungguh-sungguh pada maafmu." kata sang bijak


Tiba2 teman2 dari kumpulan lama si burung muda terbang mengepung sang burung muda dan berteriak-teriak "Hai kau telah kau perdaya kami begitu lama dalam kemanjaanmu... telah kau perdaya kami begitu lama dengan kesetiaanmu... Namun sekarang kau tinggalkan kami begitu saja." salah satu anggota kumpulan berteriak juga "kami tidak terima kau tinggalkan kami begitu saja... kami akan menuntut balas padamu.. kau ingat itu!"

Lemas... sang burung berujar lemah "Sungguh aku meminta ijinmu dengan sangat aku harus pergi, aku ingin kembali pada jalan yang benar jalan yang membawaku pada kedamaian hati. Sungguh ijinkan ku pergi aku tak bermaksud menyakiti kalian.. sungguh aku menyayangi kalian namun kalian tak pernah menuntunku ke kerajaan cahaya ini, sedangkan sungguh hatiku ingin terbang kesana..." terisak pelan sang burung berkata "Maafkan aku... sungguh maafkan aku... aku harus memilih dan memilih untuk pergi dari kalian... Maafkan aku".


Tiba2 pintu kerajaan cahaya terbuka lebar para pengawal berbaris rapi. Cahayanya terang sekali... menyilaukan mata, namun dingin menyentuh sukma sang burung muda.
Dengan gontai sang burung berjalan masuk ke arah kerajaan.. sebentar melambaikan tangan kepada kelompoknya dan kembali berujar "Maafkan aku...."

Semua orang berhak untuk memilih jalan hidupnya. Dan aku sudah memilih untuk pergi. Saat ternyata tanpa disadari pilihannya itu menyakiti seseorang ataupun sekelompok orang.. dengan sepenuh hati maafkan aku!

1 Comments:

Blogger Ria said...

Hasan Al-Bashri mengatakan, ”Jangan tentukan harga dirimu kecuali dengan surga. Jiwa orang yang beriman itu mahal, tapi sebagian dari mereka justru menjualnya dengan harga yang murah...”

11:10 PM  

Post a Comment

<< Home